...
0

Jakarta Berpotensi Rutin Hujan Angin Hingga Rabu, Cek Penyebabnya

RajaBackLink.com
jakarta-berpotensi-rutin-hujan-angin-hingga-rabu,-cek-penyebabnya

CNN Indonesia

Senin, 19 Jun 2023 18:30 WIB

Bagikan :  

Jakarta jadi satu-satunya wilayah yang diperkirakan terus diguyur hujan angin sejak hari ini hingga 21 Juni. Para pakar mengungkap sebabnya. Ilustrasi. DKI Jakarta diprakirakan rajin hujan angin setidaknya tiga hari ke depan. (CNN Indonesia/ Andry Novelino)

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofsika (BMKG) memperkirakan DKI Jakarta termasuk wilayah yang terus di hujan disertai petir dan angin kencang setidaknya hingga 21 Juni.

Dikutip dari Prakiraan Cuaca Tiga Hari ke Depan di situs BMKG, wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara lain DKI Jakarta (19 Juni), DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan (20 dan 21 Juni).

Sementara, lebih banyak lagi jumlah wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang 19 hingga 21 Juni. Daerah di bagian barat Indonesia mendominasi.

Yang konsisten masuk wilayah ini dalam tiga hari contohnya adalah Bengkulu, Lampung, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat.

Meski demikian, angka wilayahnya makin menurun, dari semula 26 daerah di 19 Juni, jadi 19 di 20 Juni, dan 15 di 21 Juni.

Apa pemicunya?

BMKG menurutkan hal ini disebabkan oleh pusat tekanan rendah terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa dan di Samudera Pasifik timur Filipina.

Fenomena ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Samudera Hindia barat daya Lampung hingga Selatan Jawa, dan di perairan utara Maluku Utara hingga Semudera Pasifik Timur Filipina.

Di samping itu, hal tersebut memicu daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Arafuru dan Samudera Hindia Selatan Jawa.

“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” menurut keterangan BMKG.

Terpisah, peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkapkan faktor lain yang memicu hujan terutama di Indonesia bagian barat.

Yakni, fenomena Mesoscale Convective System (MCS) di Samudera Hindia.

Mengakhiri dasarian II Juni 2023, pembentukan MCS kembali terjadi di Samudra Hindia dan bergerak mendekati Jawa bagian barat. Hujan pun kembali terjadi siang-sore di sejumlah tempat di Jabodetabek dan Jabar selatan,” kicaunya di Twitter, Senin (19/6).

MCS merupakan ‘kompleks badai’ yang terorganisasi dalam skala yang lebih besar dari badai tunggal namun lebih kecil dari siklon ekstra-tropis. Badai-badai ini biasanya bertahan beberapa jam atau lebih.

Meski begitu, Erma menyebut pengaruh MCS di Samudera Hindia tak meluas ke wilayah yang lebih timur dari Jabar.

[Gambas:Twitter]

Hujan yg terjadi karena pengaruh dinamika di Samudra Hindia selama Juni hanya terkonsentrasi di barat Jawa, khususnya Jabodetabek dan selatan Jabar, tidak meluas ke Jateng-Jatim. Laporan dari Jatim menunjukkan sudah tidak ada hujan sejak akhir Mei.”

Soal pengaruh El Nino yang mestinya mengurangi curah hujan, Erma menyinggung soal lautan yang menghangat di banyak wilayah dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang berpotensi gagal terbentuk.

karena suhu permukaan laut menghangat maka hujan masih bisa terbentuk di Indonesia dan efek El Nino selama kemarau th ini tidak parah. Apalagi IOD positif kemungkinan gagal terbentuk karena dinamika di Samudra Hindia,” ujar dia.

[Gambas:Video CNN]

(arh)

Bagikan :  

Jakarta
RajaBackLink.com
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com