Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko mengklaim IFG Life sudah membayar Rp8,4 triliun kepada penerima manfaat eks PT Asuransi Jiwasraya.
“Sampai dengan Juni 2023 sebagai bukti bahwa yang berpindah (Jiwasraya ke IFG Life) sudah memperoleh manfaat, secara akumulasi IFG Life membayar manfaat Rp8,4 triliun. Jadi, semua polis yang sudah berpindah ke IFG Life sudah mendapatkan hak-haknya sesuai skema restrukturisasi yang ditandatangani kedua belah pihak,” katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Senin (18/9).
Berdasarkan rapat koordinasi terbatas (rakortas) IFG dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, Hexana menyebut pihaknya ditugaskan untuk kembali menawarkan restrukturisasi kepada eks nasabah Jiwasraya.
Dari nilai liabilitas awal sebesar Rp38,4 triliun, ia mengklaim hanya 0,4 persen polis yang menolak dipindahkan ke IFG Life.
Ia merinci tersisa sekitar Rp7,4 triliun polis yang belum dipindahkan ke IFG Life. Hexana menyadari ada kompleksitas pemindahan polis tersebut, termasuk proses rekonsiliasi.
“Dibahas di ratas, ditugaskan untuk menuntaskan karena hanya 0,4 persen yang tidak menyetujui, itu pun kebanyakan polis-polis individu atau produk saving plan,” ungkap Hexana.
“Belakangan, kami ditugaskan untuk merenegosiasi polis-polis yang menolak itu. Berdasarkan laporan yang kami peroleh sampai minggu kemarin, hampir Rp200 miliar menyatakan setuju ikut restrukturisasi baru,” imbuhnya.
Hexana kemudian bercerita soal penyertaan modal negara (PMN) Rp20 triliun bagi IFG untuk diteruskan kepada IFG Life pada Oktober 2021 lalu. Ia menyebut suntikan duit tersebut sudah dioptimalkan dengan baik untuk menyelesaikan kasus Jiwasraya.
Ia menyebut skema penyelamatan dari IFG Life dilakukan dengan memisahkan antara polis sehat dan tidak. Setelah itu, polis-polis dalam kategori sehat ditransfer dari Jiwasraya ke IFG Life.
“Jadi, yang diselamatkan polisnya bukan Jiwasraya-nya. Polis-polis ditransfer ke IFG Life. Setelah menerima Rp20 triliun, ditambah fundrising yang kami lakukan, telah 81 persen liabilitas dipindahkan. Artinya PMN sebelumnya sudah optimal digunakan sampai batas risk based capital (RBC) di atas minimal yang diizinkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” jelasnya.
Hexana mengatakan rata-rata koreksi nilai manfaat polis setelah ditransfer sebesar 5 persen. Ia menyebut koreksi terjadi karena ada asumsi pengembangan yang jauh dari kewajaran hingga data-data nasabah yang tidak pas.
“Ditemukan data-data tidak pas di masa lalu, data usia itu banyak dimanipulasi antara tanggal lahir dan usia gak sama. Otomatis kedua tim merekonsiliasi data tersebut, dibetulkan. Ketika ada koreksi umur maka ada juga koreksi manfaat. Kalau ditemukan manfaat pensiun itu turun sebetulnya karena koreksi pembetulan data atau asumsi yang sangat tidak wajar tadi,” tutup Hexana.
(skt/sfr)
