0

China Dihantam Badai-Topan, Warga Protes Xi Jinping Malah ‘Menghilang’

RajaBackLink.com
china-dihantam-badai-topan,-warga-protes-xi-jinping-malah-‘menghilang’

Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah warga China berang karena Presiden Xi Jinping tak pernah muncul di tengah berbagai bencana yang menerjang Negeri Tirai Bambu belakangan ini, mulai dari banjir hingga topan.

Para warga mengaku bingung karena Xi terakhir kali terlihat di hadapan publik pada 31 Juli, tiga hari setelah Topan Doksuri menghantam China.

Seorang warga China yang tinggal di Belanda, Lin Shengliang, menganggap ketidakhadiran Xi di lokasi bencana menunjukkan arogansi kekuasaan.

Menurutnya, Xi tak pernah mengunjungi area bencana selama memimpin di periode ketiganya sebagai presiden.

“Itu membuktikan bahwa dia [Xi Jinping] memegang kendali dengan kuat, perwujudan dari arogansi kekuasaan. Dia bahkan tak berniat untuk serius bertanggung jawab,” kata Li, seperti dikutip Radio Free Asia (RFA), Senin (14/8).

Lin menganggap sikap semacam itu bisa berdampak buruk terhadap upaya penyelamatan dan rekonstruksi pascabencana di masa mendatang.

“Jika pemimpin tertinggi nasional tak pergi ke lokasi atau tak mementingkan masalah ini bagaimana, orang-orang di bawah [dia] bekerja dengan serius?” kata Lin.

Lebih jauh, protes juga muncul di media corong pemerintah China, People’s Daily. Protes ini memicu tanda tanya karena media tersebut biasanya menggaungkan pesan-pesan pro-pemerintah.

“Tanpa kepemimpinan, tak ada kepatuhan, tanpa memimpin dengan memberi contoh, tak ada kepercayaan -kutipan bijak sekretaris jenderal,” demikian bunyi salah satu artikel di People’s Daily yang dikutip RFA.

Di artikel lain, People’s Daily menuliskan “Di situasi kritis, memimpin dari garis depan dalam mengendalikan banjir dan bantuan bencana.”

Tulisan itu memicu perdebatan di media sosial soal sosok di balik komentar itu.

RFA menduga Jiang Zemin dan Hu Jintao berada di balik komentar itu. Kedua mantan pejabat tinggi China itu memang diduga menggalang dukungan dari publik selama bencana.

[Gambas:Video CNN]

Pengamat politik China, Wang Dan, menyinggung ketidakpuasan publik ini sebenarnya mulai muncul usai Palang Merah Beijing meminta donasi.

Warganet menganggap Palang Merah Beijing sampai harus meminta donasi karena penanganan pemerintah yang minim.

Wang menilai jika Xi tidak melakukan apa-apa untuk menangani bencana, popularitas dan kredibilitas sang presiden dapat turun.

“Sementara kita tak bisa memprediksi sejauh mana kebencian publik karena bencana alam akan berdampak ke stabilitas rezim. Faktanya, kebencian itu menumpuk di China dan tak bisa disangkal,” kata dia.

Banjir kritik ini muncul ketika China dihantam berbagai bencana, seperti sejumlah banjir di Provinsi Hebei yang disebabkan Badai Doksuri. Imbas bencana ini, 29 orang meninggal.

Longsor juga terjadi di Xi’an, Provinsi Sichuan. Imbas bencana ini, dua orang dilaporkan tewas per pekan lalu.

(isa/has)

China
RajaBackLink.com
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com
RajaBackLink.com
Postingan Lainnya
RajaBackLink.com