...
0

Gibran Sebar Udik-udik Usai Kirab Malam Satu Suro di Mangkunegaran

RajaBackLink.com
gibran-sebar-udik-udik-usai-kirab-malam-satu-suro-di-mangkunegaran

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebarkan udik-udik ke warga usai kirab malam satu Suro di Pura Mangkunegaran, Selasa (18/7) malam. Ilustrasi Satu Suro. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebarkan udik-udik ke warga usai kirab malam satu Suro di Pura Mangkunegaran, Selasa (18/7) malam.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Solo, CNN Indonesia

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebarkan udik-udik ke warga bersama Bhre Cakrahutomo Wira Sujiwo dan GPH Paundrakarna Surya Jiwonegoro usai kirab malam satu Suro di Pura Mangkunegaran, Selasa (18/7) malam.

Udik-udik tersebut berupa bungkusan plastik berisi dua lembar uang Rp5 ribu, satu keping uang logam, dan bunga mawar melati.

Pengageng Wedana Satrio Pura Mangkunegaran KRMT Lilik Priarso mengakui udik-udik yang disebarkan memang tak seberapa nilainya. Udik-udik hanya sebagai simbol perhatian Mangkunegaran kepada masyarakat.

“Itu dibelanjakan boleh saja. Wong uang beneran kok. Tapi ada juga yang percaya kalau itu disimpan bisa membawa berkah,” katanya.

Prosesi kirab pusaka sendiri berlangsung khidmat. Menurut Lilik ada tiga empat pusaka Mangkunegaran yang dikirab pada malam pergantian tahun Jawa tersebut.

“Paginya, kita lakukan jamasan (memandikan) pusaka yang akan dikirab,” katanya.

Acara diawali dengan prosesi pemberangkatan arak-arakan kirab. GPH Paundrakarna yang berperan sebagai cucuk lampah meminta izin kepada Mangkunegara X untuk memberangkatkan kirab.

Arak-arakan kirab pun bergerak keluar dari Pura Mangkunegaran melalui Gerbang Utama ke arah Pamedan.

Paundra memandu peserta kirab mengelilingi tembok pura dengan rute Jalan Ronggowarsito-Jalan Kartini- Jalan RM Said-Jalan Teuku Umar, kemudian kembali memasuki Pura lewat Jalan Ronggowarsito.

Selama perjalanan, semua peserta kirab menjalani tapa bisu. Mereka tidak diperkenankan mengucapkan sepatah kata pun selama kirab berlangsung.

Di sisi lain, tamu undangan yang tidak mengikuti kirab diharuskan berdiam diri di Pendapa untuk mendoakan kelestarian Mangkunegaran dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara di Masjid Agung Mangkunegaran, Al-Wustho dilaksanakan semakan Al-Quran selama kirab.

“Ini kirab sakral, ini ritual. Jadi kita usahakan sejauh mungkin betul-betul silent,” kata Lilik.

Usai kirab, ratusan masyarakat yang sudah lama menanti di sekitar Pura langsung menyerbu air jamasan pusaka. Air tersebut diyakini dapat membawa berkah jika diminum atau digunakan untuk membasuh tubuh.

Lilik menerangkan air tersebut adalah air yang disiapkan untuk jamasan alias memandikan pusaka. Bukan air bekas jamasan pusaka yang berupa senjata tradisional.

“Itu belum dipakai. Masalahnya kalau air sudah dipakai jamasan itu kan bahaya. Pusaka ini kan ada racunnya. Jadi arinya kita siapkan, sudah disuwunke (dimintakan berkah kepada Tuhan), itu yang dibagi-bagikan,” katanya.

(syd/dzu)

[Gambas:Video CNN]

Gibran
RajaBackLink.com
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com