...
0

Houthi Ikut Serang Israel, Mungkinkah Bikin Takut Tel Aviv?

RajaBackLink.com
houthi-ikut-serang-israel,-mungkinkah-bikin-takut-tel-aviv?

Jakarta, CNN Indonesia

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman masih terus ikut menggempur Israel di tengah perang Hamas Palestina. Sejauh ini, Houthi telah melakukan tiga serangan kepada Israel sejak mendeklarasikan ikut perang.

Houthi baru-baru ini melumpuhkan drone Amerika Serikat pada Rabu (8/11). Sebelumnya, tepatnya pada 31 Oktober lalu, juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan meluncurkan “sejumlah besar” rudal balistik dan pesawat nirawak (drone) ke Israel.

Saree berujar serangan itu dilakukan “untuk membantu Palestina meraih kemenangan.” Dia juga menekankan bahwa serangan seperti ini bakal lebih sering terjadi mulai sekarang, demikian dilaporkan Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Houthi ini menegaskan bahwa konflik Hamas vs Israel kini telah meluas hingga ke Yaman, selain sebelumnya mencapai Lebanon dan Suriah.

Berdasarkan laporan Al Jazeera pada Kamis (9/11), Iran sebelumnya memberikan peringatan kepada Israel jika peperangan di Gaza tidak berakhir, maka akan muncul “front baru” yang bakal bersekutu dengan negara tersebut.

Houthi dan Hizbullah dari Lebanon merupakan milisi di Timur Tengah bagian dari Front Perlawanan yang diyakini dibekingi oleh Iran.

[Gambas:Video CNN]

Sejak Israel berperang dengan Hamas pada 7 Oktober lalu, beberapa milisi di Timur Tengah juga turut melancarkan serangan ke Israel dan wilayah sekutu sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.

Masuknya Houthi dalam membantu Hamas dinilai dapat membuat Israel khawatir lantaran Negeri Zionis itu juga menghadapi kelompok Hizbullah di Lebanon selatan.

Namun, Houthi tampaknya tidak mengerahkan kekuatan penuh dalam menghadapi Israel. mereka tidak menggunakan rudal balistik Toofan yang dikenal sebagai senjata yang lebih unggul.

Houthi juga memiliki drone Shahed 136 yang dipercaya oleh Barat digunakan oleh Rusia dalam perang melawan Ukraina. Namun, Tehran mengatakan pasokan senjata tersebut ditahan dari dikirim ke Moskow karena tidak diperuntukkan bagi perang tersebut.

Profesor Sekolah Pascasarjana Urusan Publik dan Internasional Universitas Ottawa, Thomas Juneau, mengtakan Houthi tidak akan mengerahkan kekuatan penuh dalam perang Hamas vs Israel.

“Jika Houthi menyerang Israel dengan drone dan rudal mereka sendiri, kemungkinan besar pertahanan udara Israel dapat mencegat mereka,” kata Thomas Juneau.

“Namun, jika Houthi bergabung dengan beberapa kelompok lain yang didukung Iran, seperti Hamas, Jihad Islam, Hizbullah, dan mungkin berbagai milisi di Suriah, dalam menyerang Israel secara bersamaan, maka ada kemungkinan lebih besar bahwa pertahanan udara Israel akan kewalahan,” lanjutnya.

“Perang multi-front seperti ini adalah skenario mimpi buruk bagi Israel,” pungkas Juneau.

Per Kamis (9/11), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 10.790 warga Palestina tewas imbas serangan Israel di Gaza, dengan 4.412 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.918 lainnya perempuan.

Sementara itu, sebanyak 26.475 orang lainnya terluka akibat gempuran Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu. Masih ada 2.550 orang, termasuk 1.350 anak-anak, hilang di Gaza.

Korban tewas akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, selama satu bulan terakhir ini pun telah melebihi jumlah korban meninggal dunia dalam perang Rusia vs Ukraina yang berlangsung sejak 2022 lalu.

(pra)

Houthi
RajaBackLink.com
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com