Strategi PT Mifa Bersaudara Kurangi Emisi Karbon di Industri Batu Bara

Jakarta, CNN Indonesia —

PT Mifa Bersaudara, anak perusahaan Media Djaya Bersama Group, terus beradaptasi dengan transisi energi di Indonesia. Perusahaan yang beroperasi sebagai industri batu bara tunggal di Kabupaten Aceh Barat ini telah melakukan berbagai langkah strategis untuk mengurangi emisi karbon.

Kepala Teknik Tambang PT Mifa Bersaudara, Hadi Firmansah, menyampaikan bahwa secara internal pihaknya akan selalu melihat dan berupaya untuk menjadikan setiap tantangan sebagai peluang dalam melakukan continuous improvement, termasuk di Era Transisi Energi saat ini.

“Dalam mengurangi emisi karbon kita telah melakukan perpindahan dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil ke pembangkit listrik yang disupply oleh PLN kelas premium di Area CCP (Coal Crushing Plant), Port Ops, dan Mess,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12).

Di samping itu, ia menambahkan, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penjajakan perihal penggunaan sumber energi terbarukan melalui tenaga hidro untuk pembangkit Listrik di area Water Monitoring Poin (WMP).

Langkah PT Mifa Bersaudara ini adalah jawaban terhadap Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practice) sesuai Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018 Pasal 3 (3).

Pada peraturan tersebut, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah terkait pemanfaatan dan penerapan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan.

Diharapkan, keberadaan industri batu bara dapat memberikan kontribusi dan dorongan perihal pengembangan teknologi dan inovasi. Baik itu dalam aspek pengelolaan lingkungan, efisiensi operasional, dan metode penambangan yang lebih aman.

Kontribusi ini tentunya memiliki dampak positif pada sektor industri secara keseluruhan di suatu daerah, seperti halnya di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Salah satu tantangan bagi industri batu bara di Aceh Barat adalah aspek engineering yang dirancang dan disesuaikan dengan kondisi dan lokasi alam yang terletak di Samudera Hindia dan rentan dengan faktor gempa bumi.

Maka dari itu, dibutuhkan perencanaan yang baik dalam hal penerapan teknologi yang digunakan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi operasionalnya. Sehingga keberlanjutan perusahaan dan masyarakat, serta lingkungan di sekitarnya, dapat terus tumbuh secara beriringan.

(osc/osc)