Ribuan dokter Israel mengancam pergi dari negara itu karena ketakutan perang sipil pecah dan demokrasi mati akibat perombakan sistem peradilan. (AFP/Ronaldo Schemidt)
Jakarta, CNN Indonesia —
Ribuan dokter di Israel mengancam akan pergi dari negara itu karena ketakutan perang sipil pecah dan demokrasi mati akibat perombakan sistem peradilan yang memicu protes besar-besaran.
Seruan ini kian santer setelah parlemen Israel meloloskan salah satu rancangan undang-undang (RUU) yang melemahkan peran mahkamah agung.
Pada Selasa, serikat dokter terbesar di Israel menggelar rapat khusus membahas rencana pindah negara.
Selain itu, salah satu grup WhatsApp dokter ramai-ramai menanyakan saran pergi ke luar negeri. Beberapa telah menerima tawaran yang menguntungkan dari Uni Emirat Arab (UEA).
Seorang dokter spesialis bedah otak yang sudah lebih dulu kabur ke Amerika Serikat, Zion Zibly, juga mengungkap kini kian banyak rekannya yang minta bantuan untuk keluar dari Israel.
Zibly menyebut “lebih dari 10 orang” dokter senior Israel yang punya posisi penting di RS meminta bantuan kepadanya.
Menurutnya, setiap manajer departemen di RS yang meninggalkan posisinya akan berdampak ke seluruh jajaran lainnya.
Fenomena para dokter yang ingin pergi ini pun membuat Menteri Kesehatan Israel, Moshe Arbel, khawatir.
“[Saya] sangat terganggu oleh perasaan warga yang tidak melihat Israel sebagai rumah. Saya tak mau kehilangan mereka,” ujar Arbel, seperti dikutip The Times of Israel.
Arbel lantas mengatakan dokter adalah rekan pemerintah dalam membangun kesuksesan sistem kesehatan Israel
Berdasarkan laporan Channel 12, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Moshe Bar Siman Tov juga menggelar rapat darurat dengan para dokter pada pekan lalu. Ia mendesak dokter tak meninggalkan sistem kesehatan Israel.
Ancaman para dokter ini muncul usai Tel Aviv meloloskan undang-undang yang membatasi pengawasan mahkamah agung terhadap pemerintah.
UU itu merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mereformasi sistem peradilan. Sejak awal program itu diajukan tahun ini, sebagian rakyat Israel sudah menggelar protes besar-besaran dari berbagai kalangan, termasuk dokter.
Para dokter pun pernah ikut turun ke jalan pada akhir Juli lalu. Ketua Asosiasi Kedokteran Israel, Hagai Levine, mengatakan sebagian besar dokter tak bisa memenuhi sumpah kepada pasien di bahwa rezim sekarang.
Levine kemudian menyebut sejak salah satu UU perombakan sistem peradilan itu disahkan, lebih dari 1.000 dokter yang meminta dipindahkan ke luar negeri.
“Perubahan [sistem peradilan] ini akan merusak kesehatan masyarakat dan sistem perawatan di Israel,” ujar Levine, seperti dikutip ABC News.
(isa/has/bac)
