Jakarta –
Veddriq Leonardo pulang dari Olimpiade 2024 dengan status pahlawan bangsa. Tapi, siapa sangka, Veddriq sempat frustrasi karena nyaris gagal lolos ke Paris.
Veddriq jadi atlet Indonesia pertama yang menyumbangkan medali emas di Olimpiade 2024 lewat cabor panjat tebing nomor speed. Dia mengalahkan atlet China di final.
Medali emas Veddriq ini seperti membayar penantian panjang kontingen merah-putih di sana, mengingat sebelumnya nomor yang diandalkan yakni bulutangkis cuma bisa memberikan medali perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Veddriq, medali emas ini berarti besar untuk kariernya. Apalagi perjalanannya menuju Paris tidaklah mudah karena Veddriq sempat gagal di beberapa kualifikasi menuju Olimpiade.
Bahkan ada momen di mana Veddriq frustrasi karena tidak kunjung mendapatkan tiket Olimpiade 2024. Padahal Veddriq dijadikan andalan Indonesia di nomor speed karena punya rekor dunia.
“Ya itu sesuatu yang alamiah. Saya ingat betul ketika kualifikasi pertama saya digadang-gadang lolos duluan di 2022, waktu itu di Swiss. Pertama lewat jalur World Championship, lalu kontinental, yg ketiga Olympic Series di Shanghai,” ujar Veddriq dalam acara #DemiIndonesia Satu di Menara Bank Mega, Rabu (28/8/2024) sore WIB.
“Di Swiss, saya sudah siap dan sedikit banyak ketemu pesaing dan paham peluang betul di sini. Yang terjadi saya malah tak lolos, dan itu berat buat saya. kalah error, saya dalam tekanan, karena ekspektasi tinggi. Itu jadi pelajaran buat saya,” sambungnya.
Tapi, Veddriq menjadikan kegagalan demi kegagalan itu sebagai pelajaran sebelum akhirnya meraih tiket Olimpiade lewat Olympic Series di Shanghai serta Budapest 2024, yang berjarak dua sebelum pesta olahraga itu dimulai.
“Saya sudah lihat pertandingan putri waktu itu, Indonesia belum bisa dapat medali. Banyak pesan pesimistis bahwa Indonesia bakal lewat di cabang ini. Tapi, berkat doa orang-orang di sekitar, mood kita kembali dan saya bisa melakukan yang terbaik.”
Acara #DemiIndonesia Satu didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, GOTO, Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, XL Axiata, Smartfren, dan Telkom.
(mrp/adp)
