Mantan Menlu China, Wang Yi. (AFP/Massimo Percossi)
Jakarta, CNN Indonesia —
Diplomat tertinggi China, Wang Yi, menegaskan China dan Amerika Serikat harus memilih apakah hubungan kedua negara ingin fokus pada kerja sama atau berkonflik.
Hal itu diutarakan Wang saat menjamu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang berkunjung ke Beijing pada Senin (19/6) saat relasi kedua negara terus merenggang. Wang merupakan eks Menlu China yang kini menjabat sebagai Direktur Komisi Pusat Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China, diplomat tertinggi Negeri Tirai Bambu.
“Perjalanan Menteri Luar Negeri ke Beijing kali ini datang pada titik kritis dalam hubungan China-AS,” papar Wang kepada Blinken, menurut laporan dari lembaga penyiaran China, CCTV.
“Penting untuk membuat pilihan antara dialog dan konfrontasi, kerja sama atau konflik,” kata Wang lagi.
Dalam kesempatan itu, Wang juga menegaskan AS dan China “mendorong hubungan kedua negara kembali ke jalur yang sehat dan stabil, dan bekerja sama untuk menemukan cara yang benar untuk berhubungan.”
Dia juga mengeluarkan peringatan keras kepada AS tentang masalah Taiwan. Isu Taiwan memang kerap menjadi pematik ketegangan antara AS-China.
Dalam setahun terakhir, China telah meluncurkan latihan militer dua kali di dekat pulau itu karena marah atas tindakan AS yang membiarkan politikus dan anggota Kongresnya berkunjung ke Taiwan.
Sementara itu, China melihat lawatan pejabat asing ke Taiwan sebagai bentuk dukungan atas ambisi Taipei untuk merdeka. Menurut China, Taiwan merupakan wilayah kedaulatannya yang membangkang lantaran ingin merdeka.
“Mengenai masalah ini (Taiwan), China tidak memiliki ruang untuk berkompromi atau menyerah,” kata Wang seperti dikutip AFP.
“Amerika Serikat harus benar-benar mematuhi prinsip Satu China yang ditegaskan dalam tiga komunike bersama AS-China, menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China, dan dengan jelas menentang ‘kemerdekaan Taiwan’,” ujarnya lagi.
Meski terkesan tegas dan serius, Blinken dan Wang tampak tersenyum sopan di depan kamera sambil berbasa-basi.
Sementara itu, baik Washington maupun Beijing tidak mengonfirmasi pertemuan antara Blinken dan Presiden Xi Jinping. Tetapi para diplomat Amerika melihat ada kemungkinan Blinken bertemu dengan Xi.
Pejabat AS mengatakan bahwa mereka tidak mengharapkan terobosan besar dari lawatan Blinken ke China ini, tetapi mereka berharap lawatan ini dapat membuka kembali jalur komunikasi reguler antara kedua negara demi mencegah kesalahpahaman hingga memicu konflik.
(rds)
