EBD bertugas memerintahkan pengereman di masing-masing roda menyesuaikan kondisi berat dan jalanan. (Istockphoto/Kmatija)
Jakarta, CNN Indonesia —
Saat mobil hanya diisi pengemudi, distribusi bobot kendaraan lebih condong ke depan sebab ada mesin dan transmisi. Pada kondisi ini roda depan punya traksi lebih banyak sehingga memaksimalkan pengereman untuk menghasilkan jarak pengereman lebih pendek.
Skenario ini berubah ketika mobil diisi penuh penumpang dan barang. Efek situasi ini adalah traksi menyebar ke semua roda, di depan dan belakang, sebab itu pengereman juga harus merata agar optimal mendapatkan jarak pengereman terpendek.
Electronic Brake-force Distribution atau EBD adalah fitur yang bertanggung jawab mendistribusikan pengereman itu menyesuaikan beban yang ditanggung mobil.
EBD terdiri dari komponen sensor kecepatan, Electronic Control Unit (ECU) dan Brake Force Modulators.
EBD adalah pengembangan dari Anti-lock Braking System, kerjanya mengatur setiap roda mendapatkan kekuatan pengereman yang maksimal.
Sensor kecepatan memberi informasi kepada ECU tentang kecepatan rotasi tiap roda. Jika kecepatan mobil lebih tinggi dari kecepatan rotasi roda maka ada kemungkinan selip terjadi saat pengereman.
Informasi dari sensor kecepatan diterima ECU yang kemudian mengalkulasikan rasio selip tiap roda dengan membandingkannya ke kecepatan mobil.
Bila dirasa selip akan terjadi maka ECU menugaskan Brake Force Modulators untuk menerapkan pengereman yang tepat buat menghentikan mobil.
Brake Force Modulators tugasnya memerintah kekuatan pengereman yang sesuai ke tiap roda.
EBD biasanya bekerja bersama ABS dan Electronic Stability Control. Selain menganalisa berat, EBD juga bisa bekerja berdasarkan beragam faktor misalnya kondisi jalan.
(fea)
