Ilustrasi asap dampak kebakaran hutan Kanada. Ilmuwan menyebut asap kebakaran hutam Kanada sudah sampai Norwegia meski tak separah AS. (Reuters/Leah Hennel)
Jakarta, CNN Indonesia —
Asap kebakaran hutan di Kanada disebut sudah mencapai Norwegia. Para ilmuwan menyebut gumpalan asap dari Kanada selama beberapa hari terakhir telah melintasi Greenland, Islandia, dan sampai ke Norwegia.
Asap tersebut diketahui juga telah menyelimuti sebagian wilayah Amerika Serikat (AS) dan membuat sekitar 75 juta orang kini tinggal dalam peringatan kualitas udara.
Para ilmuwan di Institut Penelitian Iklim dan Lingkungan di Norwegia (NILU) mampu mendeteksi peningkatan asap dengan menggunakan instrumen yang sangat sensitif dan mengkonfirmasi asal asap dengan menggunakan pemodelan prakiraan.
Warga di Norwegia disebut dapat mencium bau, bahkan melihat asap sebagai kabut tipis. Namun, ilmuwan senior di NILU Nikolaos Evangeliou menyebut asap itu tidak akan berdampak seperti beberapa bagian di AS yang mengalami polusi berbahaya.
“Api yang menjalar dari jarak yang begitu jauh tiba dengan sangat halus,” kata Nikolaos Evangeliou seperti diberitakan CNN, Jumat (9/6).
Ia juga menekankan bukan hal aneh jika asap kebakaran hutan menjangkau jarak jauh. Sehingga dalam beberapa hari mendatang, asap itu diperkirakan menyebar ke seluruh wilayah Eropa.
Namun, menurut Evangeliou, kecil kemungkinan orang bisa mencium atau melihat asapnya.
“Asap dari kebakaran hutan seperti yang terjadi di Kanada berembus pada ketinggian tinggi sehingga bertahan di atmosfer lebih lama dan mampu melakukan perjalanan jarak jauh,” kata dia.
Hal tersebut sudah terjadi tiga tahun lalu. Pada 2020 silam, asap kebakaran hutan yang memecahkan rekor di California terdeteksi di Svalbard, kepulauan Norwegia yang terletak jauh di dalam Lingkaran Arktik.
Asap tersebut membawa dampak negatif terhadap iklim. Pasalnya, asap kebakaran hutan yang bergerak di atas Kutub Utara mengendapkan jelaga di atas salju dan es, menggelapkan permukaan putih, yang memungkinkannya menyerap lebih banyak panas. Hal itu berpotensi mempercepat pemanasan Arktik.
Arktik sudah memanas sekitar empat kali lebih cepat daripada bagian dunia lainnya. Hal ini memiliki konsekuensi global, termasuk memengaruhi peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kebakaran hutan, dan banjir.
Evangeliou menjelaskan tingkat asap yang berasal dari kebakaran hutan di Kanada diperkirakan tidak akan berdampak langsung pada pencairan Arktik karena terlalu encer.
Namun yang menjadi perhatian adalah jika kebakaran di lintang tinggi meningkat, yang telah terjadi selama beberapa dekade terakhir dan diproyeksikan akan terus terjadi. Menurut dia, hal ini dapat membuat lebih banyak jelaga yang akan mengendap.
Seiring dengan meningkatnya krisis iklim, musim kebakaran hutan diperkirakan akan semakin parah, terutama karena kekeringan dan panas yang semakin sering terjadi dan semakin parah.
(del/chri)
