Korea Utara diperkirakan bakal memamerkan sederet senjata mutakhir ketika menyambut delegasi tingkat tinggi China dan Rusia yang ke Pyongyang pekan ini. (AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia —
Korea Utara diperkirakan bakal memamerkan sederet senjata mutakhir ketika menyambut delegasi tingkat tinggi China dan Rusia yang berkunjung ke Pyongyang pekan ini.
Sejumlah analis mengatakan Korut bakal memajang berbagai senjata itu ketika menyambut delegasi yang dipimpin Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, dan anggota Politbiro Partai Komunis China, Li Hongzhong.
Beberapa pakar memperkirakan persenjataan itu bakal mencakup rudal bersenjata nuklir yang dilarang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Jika benar, pamer persenjataan itu bakal menjadi sorotan luas karena China dan Rusia merupakan anggota tetap DK PBB.
Hingga kini, sebenarnya belum diketahui pasti persenjataan yang bakal dipamerkan dalam kunjungan tersebut.
Namun, foto-foto dari Kementerian Pertahanan Rusia dan media Korut menunjukkan Shoigu disambut Menhan Korut, Kang Sun Nam, dan Duta Besar Rusia di Pyongyang, Alexander Matsegora, diiringi barisan panjang tentara.
Korut pun diprediksi bakal menggelar parade militer besar-besaran untuk merayakan peringatan 70 tahun Perang Korea berakhir.
Seorang profesor dari Universitas Studi Korea Utara di Seoul, Yang Moo Jin, mengatakan kepada Reuters bahwa parade militer itu kemungkinan bakal melibatkan sekitar 15 ribu tentara.
Ia juga menduga Korut akan memamerkan sejumlah senjata nuklir desain teranyar. Meski demikian, belum ada laporan resmi mengenai deret senjata yang bakal dipamerkan ini.
Walau senjata yang dipampang belum diketahui pasti, tapi citra satelit beberapa pekan belakangan sudah menunjukkan persiapan besar-besaran di Korut.
Di tempat parade bakal digelar, Kim Il Sung Square, terlihat formasi besar pasukan dengan beberapa tulisan “70” di sekitarnya.
Salah satu peneliti Pusat Studi Nonproliferasi James Martin, Dave Schmerler, juga melaporkan unit-unit militer mulai berlatih di salah satu tempat pelatihan di dekat Pyongyang.
Mereka akan memamerkan kebolehan militer Korut dalam parade militer pada Kamis (27/7) yang digelar untuk memperingati 70 tahun Perang Korea berakhir.
Perang itu sendiri sebenarnya berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Dengan demikian, Korut dan Korea Selatan hingga saat ini sebenarnya masih dalam kondisi berperang.
Kehadiran delegasi tinggi China dan Rusia saat ini dianggap sebagai cerminan sejarah terdahulu.
“Korut mengundang delegasi kedua negara seperti sejarah terulang, di mana Pyongyang berdiri melawan Barat, tapi menjalin hubungan seimbang dengan China dan Rusia,” kata spesialis hubungan Rusia-Korea di situs analisis Sino-NK, Anthony Rinna.
(has/bac)
