0

Pelindo Petikemas Wujudkan Transformasi Menyeluruh Terminal Peti Kemas

RajaBackLink.com
pelindo-petikemas-wujudkan-transformasi-menyeluruh-terminal-peti-kemas

Jakarta, CNN Indonesia

Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) sebagai perusahaan operator terminal saat ini tengah gencar melakukan transformasi di seluruh area kerja perseroan sejak menjadi holding pada 2021 lalu. Transformasi yang dilakukan ini menjadi wujud nyata komitmen SPTP untuk meningkatkan pelayanan terhadap para perusahaan pelayaran yang menjadi pelanggan utama.

Dalam upaya dan komitmen transformasi ini, SPTP menaruh perhatian besar terhadap standar pelayanan di area terminal peti kemas. Hal ini dilakukan untuk memberikan layanan yang optimal dan efisien.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengatakan transformasi ini menyentuh berbagai aspek dan dilakukan dengan 4 tahapan. Pertama, SPTP mengidentifikasi ketimpangan layanan saat ini dengan layanan yang terstandar.

Kemudian melakukan penataan ulang lapangan, memenuhi kebutuhan dasar untuk kegiatan operasional, dan menganalisa kondisi serta kebutuhan alat suatu terminal.

“Kami juga melakukan standardisasi keterampilan dan pengetahuan bagi para pekerja operasional. Hal ini penting karena mereka yang akan menjalankan kegiatan operasional di lapangan,” jelas Widyaswendra dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/9).

Selanjutnya, tahap kedua, transformasi mulai menyentuh aspek operasional. Dia menerangkan, kegiatan bongkar muat peti kemas di terminal dijalankan dengan berbasis perencanaan dan pengendalian (planning and control).

Di tahap ini pula perseroan mulai melakukan pemenuhan peralatan pendukung kegiatan bongkar muat, termasuk peningkatan infrastruktur dasar terminal peti kemas. Menurutnya, kepedulian dan kesadaran terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses transformasi.

Terhadap pemenuhan peralatan, lanjut Widyaswendra, salah satu caranya dengan mengoptimalisasi aset-aset. Artinya terhadap beberapa peralatan di pelabuhan asal yang pemanfaatannya kurang optimal, di pindahkan ke pelabuhan lain yang membutuhkan.

“Seperti quay container crane yang kami pindahkan dari Pelabuhan Ternate ke Kaltim Kariangau Terminal, juga rubber tyred gantry crane dari Kaltim Kariangau Terminal ke TPK New Makassar,” tambahnya.

Widyaswendra menambahkan, tahap ketiga, transofrmasi terminal peti kemas mulai menyentuh aspek digitalisasi proses bisnis. SPTP telah menginisiasi penggunaan single terminal operating system (TOS) di seluruh terminal yang dikelola perseroan. Penggunaan single TOS saat ini telah terimplementasi di TPK New Makassar dan TPK Ambon.

Secara bertahap, katanya, single TOS ini akan diimplementasikan di terminal peti kemas lain di bawah pengelolaan SPTP. Penggunaan single TOS diharapkan dapat mendukung tersedianya data dan informasi yang cepat dan tepat, guna mewujudkan terminal peti kemas berkinerja tinggi dan andal.

“Tahap keempat transformasi, kami sudah berbicara mengenai ekosistem kepelabuhanan. Seperti pertukaran data dengan pemangku kepentingan dan perusahaan pelayaran, pemilik barang, ekspedisi, perbankan,” sebutnya.

Adapun hingga 2023 ini SPTP telah menyelesaikan proses transformasi di 11 terminal. Yakni, TPK Sorong, TPK Nilam, Tanjung Priok 1 Zona 3, TPK Jayapura, TPK Tarakan, TPK Pantoloan, TPK Kupang. Selanjutnya, TPK Ambon, TPK Belawan, TPK New Makassar, dan TPK Perawang.

“Terminal peti kemas yang saat ini masih proses transformasi, TPK Bitung dan TPK Semarang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang Jayapura Slamet Sampurno mengaku merasakan banyak manfaat atas transformasi yang dilakukan oleh SPTP. Dia menyebut kinerja bongkar muat yang pada 2021 berkisar 26 boks setiap jam (BSH), kini menjadi berkisar rata-rata 32 boks setiap jam.

Slamet mengungkapkan, bahkan salah satu kapal yang dikelola pelayaran SPIL bisa menyelesaikan bongkar muat peti kemas sebanyak 650 boks dalam waktu kurang lebih 11 jam.

“Kinerja operasional sudah semakin baik, kapal SPIL rata-rata 5 kali kedatangan di TPK Jayapura dengan rata-rata muatan 600-800 boks,” tambahnya.

Transformasi terminal peti kemas juga dirasakan oleh pengguna jasa di TPK Belawan, Sumatra Utara. General Manager PT Tanto Intim Line Bustanul Arifin Siregar mengatakan kinerja bongkar muat di TPK Belawan mengalami peningkatan hingga rata-rata mencapai 45 BSH (bongkar muat peti kemas pada 1 kapal dalam 1 jam).

Pihaknya menyebut dalam 1 bulan PT Tanto Intim Line memiliki 11 jadwal kedatangan kapal dengan rata-rata bongkar muat sebanyak 1.300-1.600 TEUs. Karenanya, dengan peningkatan kinerja bongkar muat tersebut waktu sandar kapal (port stay) menjadi lebih cepat, sehingga bisa segera berangkat untuk menuju ke pelabuhan selanjutnya.

“Kami harapkan kinerja ini bisa tetap terjaga dan dapat ditingkatkan,” ucapnya.

Pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Saut Gurning menyambut baik pengoperasian terminal peti kemas dalam satu entitas subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). Menurutnya, hal itu akan mempermudah proses perencanaan dan koordinasi sehingga setiap terminal memiliki keseragaman. Standardisasi dan kesamaan proses bisnis menjadi satu perhatian yang harus segera diselesaikan oleh perseroan.

“Kinerja operasional juga perlu ditingkatkan, agar waktu kapal di terminal lebih cepat atau dipangkas, sehingga tujuan menekan biaya dan meningkatkan kinerja logistik dapat tercapai,” terangnya.

(osc/osc)

Pelindo
RajaBackLink.com
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com
RajaBackLink.com
Postingan Lainnya
RajaBackLink.com