Perusahaan zombie adalah perusahaan yang terus merugi, operasional mandek, serta utangnya lebih tinggi daripada aset perusahaan. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia —
Dana Moneter Internasional (IMF) mewanti-wanti Indonesia potensi munculnya ‘perusahaan zombie‘ usai pandemi covid-19. Dengan adanya pemulihan ekonomi, IMF menilai langkah-langkah dan insentif peraturan harus diperketat.
Lembaga keuangan ini merekomendasikan restrukturisasi kredit yang berakhir pada Maret 2023 lalu diperpanjang hingga Maret 2024, tidak lagi dilanjutkan setelah tahun depan.
“Dengan pemulihan ekonomi yang baik, bank seharusnya berada dalam posisi yang baik untuk menilai risiko kredit,” tulis laporan IMF, yang dirilis Juni 2023.
IMF memandang perpanjangan relaksasi kredit ini justru akan makin menambah kemunculan perusahaan zombie.
“Memperpanjang kesabaran meningkatkan risiko moral hazard, menunda pengakuan kerugian, dan memperpanjang keberadaan perusahaan zombie,” imbuh IMF.
Lantas, apa itu perusahaan zombie?
Sebenarnya, tak ada definisi resmi apa itu perusahaan zombie. Namun, secara informal perusahaan zombie ditujukan pada perusahaan yang kinerja keuangannya terus merugi, operasional mandek, serta beban utangnya lebih tinggi daripada aset perusahaan.
Perusahaan zombie umumnya masih beroperasi meski finansialnya tak sehat dan tak bisa membayar utang perusahaan. Ibarat ‘mayat hidup’, perusahaan zombie tidak mampu bertahan dari naiknya suku bunga, lesunya pasar dan kondisi ekonomi yang sulit.
Eks menteri keuangan era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri, mengatakan perusahaan zombie muncul karena beberapa kemungkinan seperti daya beli masyarakat melemah, kelas menengah atas menahan konsumsi, perubahan perilaku, dampak pembatasan aktivitas ekonomi, termasuk kurangnya insentif dan investasi ekspansi usaha.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal menjelaskan perusahaan disebut zombie lantaran korporasi sudah sangat kehabisan amunisi.
“Zombie companies ini sangat mungkin muncul karena dari sisi produksi, mereka tidak bisa menghentikan mesin, listrik dan gaji tetap bayar, namun tidak menghasilkan. Masalahnya, lama-kelamaan membuat pengangguran meningkat dan PHK,” ucap Fithra kepada CNNIndonesia.com.
(pta/dzu)
