Jakarta, CNN Indonesia —
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp16.237 per dolar AS pada Kamis (1/8) sore. Mata uang Garuda menguat 23 poin atau 0,14 persen dari perdagangan sebelumnya.
Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah menguat ke posisi Rp16.243 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak di zona merah. Tercatat, bath Thailand melemah 0,15 persen, dolar Singapura minus 0,11 persen, dan rupee India minus 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, yuan China dan dolar Hong Kong masing-masing melemah 0,21 persen dan 0,02 persen.
Di sisi lain, ringgit Malaysia menguat 0,45 persen, won Korea Selatan 0,34 persen, dan peso Filipina 0,02 persen.
Mayoritas mata uang negara maju pun ambruk. Poundsterling Inggris melemah 0,51 persen, dolar Kanada minus 0,09 persen, euro Eropa minus 0,21 persen, dan dolar Australia minus 0,23 persen. Adapun franc Swiss menguat 0,13 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah menguat terhadap dolar karena sinyal penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang makin kuat.
Sementara penguatan dolar AS terjadi usai bank sentral AS (The Fed) memberi sinyal mempertahan suku bunga tinggi.
Penguatan rupiah juga ditopang oleh rilis inflasi Juni yang masih terjaga.
“Dari domestik, data menunjukkan terjadi deflasi di bulan Juli, hal ini mendukung rupiah karena belum ada ekspektasi terhadap BI untuk memangkas suku bunga,” kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,18 persen sepanjang Juli 2024 dibandingkan bulan sebelumnya (month to month). Sedangkan secara tahunan tercatat inflasi 2,13 persen (year on year/yoy).
(mrh/agt)
