0

Sejarah Perjuangan Pattimura dalam Melawan Penjajah

RajaBackLink.com
sejarah-perjuangan-pattimura-dalam-melawan-penjajah

Jakarta, CNN Indonesia

Kapitan Pattimura adalah salah satu pahlawan nasional yang berperan dalam mengusir penjajah. Sejarah perjuangan Pattimura dimulai saat ia memimpin rakyat Maluku melawan Belanda atau VOC melalui Perang Pattimura.

Sejak abad ke-17 dan 18, berlangsung serentetan perlawanan bersenjata melawan VOC karena terjadi praktik penindasan kolonialisme Belanda.

Praktik penindasan kolonialisme tersebut dirasakan dalam semua sisi kehidupan rakyat, baik dari segi sosial ekonomi, politis, dan sosial psikologis.

Berkat perjuangannya, Pattimura diabadikan menjadi nama universitas, bandar udara, dan gambar dalam uang pecahan Rp1.000 yang pernah diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Profil singkat Pattimura

Thomas Matulessy yang juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimura atau Pattimura adalah pahlawan nasional dari Maluku, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pattimura lahir di Haria, Saparua, Maluku Tengah, pada 8 Juni 1783 dari keluarga Matulessy. Ayahnya bernama Frans Matulessy dan ibunya bernama Fransina Silahoi.

Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC, ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.

Namanya kemudian dikenal karena memimpin rakyat Maluku melawan Belanda dalam Perang Pattimura.

Sejarah perjuangan Pattimura

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/Ma Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014), sejarah perjuangan Pattimura dimulai kala rakyat Maluku mengalami perpecahan dan kemiskinan.

Rakyat Maluku memproduksi cengkih dan pala untuk pasar dunia tetapi tidak mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi.

Bahkan rakyat Maluku makin menderita karena berbagai kebijakan seperti pajak yang berupa penyerahan wajib (Verplichte leverantie), contingenten, dan blokade ekonomi yang mengisolasi rakyat Maluku dari pedagang-pedagang Indonesia lainnya.

Pada 1810-1817, yakni fase kedua pendudukan Inggris di Maluku berakhir pada 1817 karena Belanda kembali menguasai wilayah Maluku.

Ketika Pemerintah Belanda mulai memaksakan kekuasaannya melalui Gubernur Van Middelkoop clan Residen Saparua Johannes Rudolf van der Berg, pecahlah perlawanan bersenjata rakyat Maluku.

Menghadapi kolonialisme, masyarakat Maluku menyelenggarakan musyawarah dan konsolidasi kekuatan. Pada forum-forum tersebut, warga menyetujui Pattimura sebagai kapten besar yang memimpin perjuangan.

Pada 7 Mei 1817 di Baileu, Haria, Kapitan Pattimura ditetapkan sebagai Kapitan Besar. Kemudian ia memilih beberapa orang untuk membantunya.

Mereka adalah Anthoni Rhebok, Philips Latumahina, Lucas Selano, Arong Lisapafy, Melchior Kesaulya dan Sarassa Sanaki, Martha Christina Tiahahu, dan Paulus Tiahahu.

Pada 16 Mei 1817, rakyat Saparua yang dipimpin Kapitan Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede. Tentara Belanda yang ada di dalam benteng tersebut semuanya tewas, termasuk Residen Van den Berg.

Gubernur Van Middelkoop dan komisaris Engelhard memutuskan militer yang besar ke Saparua di bawah pimpinan mayor Beetjes yang kemudian disebut Ekspedisi Beetjes.

Kapitan Pattimura mengatur taktik dan strategi pertempuran. Pasukan rakyat sekitar 1.000 orang pun diatur untuk pertahanan sepanjang pesisir, mulai dari Teluk Haria sampai ke Teluk Saparua.

Untuk kedua kalinya, pasukan Belanda dapat dihancurkan pasukan Kapitan Pattimura. Selama tiga bulan lamanya benteng Duurstede dikuasai oleh pasukan Kapitan Pattimura.

Akan tetapi, Belanda melakukan operasi besar-besaran dengan pasukan lebih banyak dan senjata yang lebih modern. Hal ini mengakibatkan pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan mundur.

Setelah Benteng Duurstede direbut kembali oleh Belanda, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap di Siri Sori. Dia beserta beberapa anggota pasukannya dibawa ke Ambon.

Belanda berusaha keras membujuk Kapitan Pattimura untuk bekerja sama, tapi bujukan itu selalu ditolak dengan tegas.

Kapitan Pattimura diadili Pengadilan Kolonial Belanda dan dijatuhi hukuman gantung. Pada 16 Desember 1817, dia dieksekusi di depan Benteng Victoria, Ambon. Dia pun gugur sebagai Pahlawan Nasional.

Itulah sejarah perjuangan Pattimura dalam melawan penjajah. 

(juh)

[Gambas:Video CNN]

Sejarah
RajaBackLink.com
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com
RajaBackLink.com
Postingan Lainnya
RajaBackLink.com