0

Bagaimana Sepak Bola Palestina Hidup Bergairah di Tengah Perang?

bagaimana-sepak-bola-palestina-hidup-bergairah-di-tengah-perang?

Bagaimana sepak bola Palestina tetap hidup bergairah di tengah situasi perang dan berbagai masalah yang dihadapi. Timnas Indonesia akan menjamu Palestina pada 14 Juni. (AFP/KARIM JAAFAR)

Jakarta, CNN Indonesia

Timnas Indonesia akan bentrok dengan Palestina dalam agenda FIFA Matchday periode Juni 2023 di Surabaya. Bagaimana sepak bola Palestina hidup di tengah perang?

Federasi sepak bola Palestina (PFA) mulai berdiri pada 1928. Namun PFA baru diakui AFC pada 1995 dan tiga tahun berselang (1998) diakui FIFA. Sejak itu pula Palestina menjalani agenda internasional.

Palestina pertama kali menggelar pertandingan internasional pertama setelah diakui FIFA pada 20 Juli 1998 melawan Lebanon. Tiga hari berselang bentrok dengan Suriah dan kemudian berhadapan dengan Yordania (26/7).

Sepanjang sejarah berdirinya PFA, ada 211 pertandingan yang mereka jalani. Dari jumlah itu Palestina menang 61 kali, imbang 57 kali, dan kalah 93 kali. Kendati dominan kalah, Palestina masuk 100 besar dunia.

Saat ini Palestina bertengger di peringkat ke-93 dunia. Ini merupakan posisi yang menanjak sejak 2020. Adapun posisi terbaik Palestina di peringkat FIFA adalah ke-73, yang tercipta pada 2018.

Lantas bagaimana Palestina menjalankan sepak bola dan agenda internasional di tengah perang panjang dengan Israel?

Dalam situasi konflik, PFA menaungi dua kompetisi yakni Liga Jalur Gaza dan Liga Tepi Barat. Untuk pertandingan internasional, biasanya Palestina memilih tampil di Yordania atau Qatar.

Pemenang dari dua kompetisi kasta pertama ini akan dipertemukan dalam Piala Palestina. Pemenang dari duel ini kemudian mewakili Palestina dalam kompetisi Asia, yakni kualifikasi Liga Champions Asia.

Bergulirnya kompetisi tidak selalu mulus. Perang sering kali menghambat jalannya kompetisi. Namun demikian PFA berusaha keras terus menjalankan sepak bola di tengah situasi sulit perang peluru tajam dan bom.

Anak-anak Palestina pun tak patah arang dengan situasi di dalam negeri. Kondisi ini malah dijadikan motivasi untuk mengukir prestasi dan menggaungkan nama bangsa di pentas internasional.

Layaknya negara-negara yang sulit secara ekonomi, termasuk karena perang, sepak bola jalanan menjadi sarana memupuk mimpi. Kendati begitu tetap ada sedikit sarana dan prasarana untuk sepak bola usia muda.

Situasi perang juga membuat FIFA turun tangan. Pada 2008 lewat program FIFA’s Goal dibangun Stadion Oday Dabbagh dengan kapasitas 12.500 penonton. Stadion ini terletak di daerah Tepi Barat tepat di wilayah Al-Ram.

Terkait tim nasional, PFA sebisa mungkin membentuk tim sejak usia muda. Beragam cara ditempuh. Salah satunya dengan memanggil pemain-pemain keturunan yang tersebar di penjuru dunia.

Pemusatan latihan timnas Palestina pun lebih sering di luar negeri. Ini dilakukan PFA atas pertimbangan keamanan dan kenyamanan para pemain dan pelatih selama menjalani masa persiapan sebelum pertandingan.

Untuk daftar pemain Palestina yang akan melawan Indonesia misalnya, sebagian di antaranya bermain di luar negeri. Dari 23 pemain yang dipanggil, sembilan di antaranya main di luar. Bahkan salah satunya main di Israel.

[Gambas:Video CNN]

(abs/jun)

Bagaimana
RajaBackLink.com

More Similar Posts

RajaBackLink.com
Postingan Lainnya
RajaBackLink.com