Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesian Eximbank telah mengumpulkan 180 UMKM dalam program Desa Devisa. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia —
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesian Eximbank telah mengumpulkan 180 UMKM dalam program Desa Devisa.
Desa Devisa merupakan program pendampingan berbasis community development. Upaya pengembangan yang diberikan melalui pelatihan, bantuan sarana produksi, informasi dan akses pasar.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dan mengembangkan komoditas unggulan desa sehingga menghasilkan devisa.
“Kami ada sekarang itu lebih 180 Desa Devisa di seluruh Indonesia yang baru kita bangun satu setengah tahun lalu,” ucap Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI Maqim U. Norhadi dalam Podcast Money Honey CNNIndonesia.com, Jumat (26/5).
Ia menuturkan pelaku UMKM yang masuk program Desa Devisa memiliki produk yang beragam. Seperti, kopi, beras organik, garam olahan, hingga kain tenun.
Khusus untuk kain tenun, Maqim menyebut ekspor dari produk itu dilakukan ke Amerika Serikat (AS) dan pembelinya pun merupakan salah satu brand ternama.
Bahkan ia menyebut saking suksesnya ekspor kain tenun tersebut, pihaknya mendatangkan desainer dari pihak brand untuk memberikan pelatihan kepada para perajin.
“Ini paket komplit, tapi yang pertama adalah pemberdayaan dulu. Komunitas di desa harus punya kemampuan dulu agar bisa go ekspor. Misal tenun harus bisa membuat hasil tenun sesuai yang dikehendaki buyer,” imbuh Maqim.
Lebih lanjut, Maqin menjelaskan syarat agar pelaku UMKM bisa ikut program Desa Devisa. Ia mengatakan pelaku UMKM tentunya harus punya produk unggulan terlebih dahulu.
Setelah itu, LPEI akan melakukan kurasi. LPEI kemudian akan mengecek produk dan riset potensi pasar di luar negeri.
Jika dirasa cocok, pelaku UMKM kami akan dihubungi dan diberi pelatihan lebih lanjut.
(mrh/dzu)
