Man City dalam bayang-bayang kegagalan final Liga Champions 2021. (REUTERS/MARCELO DEL POZO)
Jakarta, CNN Indonesia —
Manchester City dalam bayang-bayang kegagalan final Liga Champions 2021 jelang melawan Inter Milan di Stadion Olimpiade Ataturk, Minggu (11/6) dini hari WIB.
Pelatih Man City Pep Guardiola dituntut kritis dalam mempersiapkan tim. Tujuannya agar kesalahan dua tahun lalu tidak terulang.
Pada final Liga Champions 2020/2021 melawan Chelsea, Guardiola tidak memainkan Rodri atau Fernandinho di posisi terbaik, gelandang bertahan.
Sebagai solusi, Guardiola memainkan Ilkay Gundogan di posisi gelandang bertahan. Gelandang bertahan bukan posisi terbaik pemain asal Jerman tersebut.
Perubahan aneh itu dianggap sebagai salah satu alasan kegagalan Man City juara Liga Champions untuk kali pertama.
Pep Guardiola disebut overthinking atau berpikir berlebihan. Itu karena The Citizens dua kali kalah dari Chelsea sebelum final tersebut.
Akan tetapi beban pikiran Guardiola tersebut menjadi bumerang. Dalam pertandingan itu Chelsea juara usai menang 1-0 lewat gol Kai Havertz pada menit ke-42.
Inter Milan merupakan tim yang berbeda dengan Chelsea. Tidak ada rapor pertemuan terdekat bagi kedua tim.
Meski demikian Inter tidak bisa dipandang sebelah mata. Nerazzurri sudah membuktikan itu dengan lolos dari grup yang berisi Bayern Munchen dan Barcelona.
Di babak semifinal, Inter menang atas rival sekota, AC Milan lewat pertandingan yang penuh emosi. Guardiola perlu berpikir lebih tenang dan menghindari kesalahan overthinking seperti 2021.
(sry/rhr)
