0

Eko Purdjianto: Ajakan Indra Sjafri dan Plong Juara SEA Games

eko-purdjianto:-ajakan-indra-sjafri-dan-plong-juara-sea-games

Eko Purdjianto ambil bagian dalam sukses Timnas Indonesia U-22 juara SEA Games 2023 setelah gagal melakukannya semasa aktif jadi pemain. Eko Purdjianto saat memamerkan medali emas SEA Games 2023. (Dok Pribadi Eko Purdjianto)

Jakarta, CNN Indonesia

Medali emas SEA Games 2023 di Kamboja berhasil membayar kekecewaan saya di masa lalu. Saat masih berstatus pemain di Timnas Indonesia, saya gagal meraih medali emas saat berpartisipasi di SEA Games 1999.

Timnas Indonesia yang dilatih Bernard Schumm hanya meraih perunggu saat itu. Kami kalah dari Vietnam di semifinal dan pada laga perebutan tempat ketiga menang adu penalti atas Singapura.

Perasaan kecewa itu saya jadikan pelajaran. Sebuah pelajaran untuk bisa mengukir prestasi yang lebih baik dengan kapasitas saya sebagai seorang asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023.

Saya pribadi menyampaikannya ke pemain, meminta mereka untuk meneruskan perjuangan yang tidak kesampaian di SEA Games 1999. Alhamdulillah pemain bisa menuntaskan misi meraih medali emas.

Hati saya sekarang sudah plong, sudah lega. Kami akhirnya bisa juara SEA Games dengan situasi yang berbeda karena bukan lagi kami yang berjuang di lapangan.

Oleh karena itu saya berterima kasih untuk perjuangan pemain. Saya bersama staf pelatih akhirnya bisa tahu rasanya jadi juara SEA Games.

Kami, khususnya saya, coach Bima [Sakti], coach Kurniawan [Dwi Yulianto] sesama jebolan Primavera senang bukan main. Apalagi sudah sejak dari kecil kami berteman sejak di timnas junior.

Kami berpelukan di sana, terasa seperti masa-masa di mana kami masih muda. Kami berangkulan dan itu momen haru yang belum pernah saya dapatkan.

Ini suatu hal yang spesial selama saya berkarier di sepak bola, tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Saya dan coach Sahari [Gultom] hanya meraih perunggu SEA Games, coach Bima dan Kurniawan meraih medali perak saat masih bermain.

Sekarang medali emas bisa diraih lewat status sebagai pelatih. Itu yang membuat saya benar-benar terharu.

Kesuksesan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023 juga bisa terjadi karena keyakinan yang terus tumbuh sejak masa persiapan sampai saat turnamen berlangsung.

Proses ini dimulai dari empat kali seleksi dalam tiga gelombang yang kami lakukan. Tentu saja andil pelatih klub dalam masa persiapan Timnas Indonesia U-22 sangat besar dampaknya.

Kami lakukan seleksi untuk pemain Liga 2 dan Liga 3 di awal karena pemain Liga 1 masih membela klub masing-masing. Meski begitu, kami sudah punya bank data siapa saja pemain-pemain yang tampil reguler di klub.

Mindset pemusatan latihan jangka panjang juga kami lepas. Kami memutuskan untuk menggelar pemusatan latihan dengan memanggil pemain-pemain yang reguler main di klub.

Mereka ini pemain-pemain yang secara fisik, performa, teknik, taktik, dan mental terjaga dengan baik karena ikut kompetisi. Praktis hanya perlu menyatukan mereka saja dalam permainan yang diinginkan karena pemain seperti Marselino [Ferdinan] dan pemain-pemain Persija [Jakarta] baru bergabung pada saat terakhir.

Di luar itu, tim ini terbilang solid. Kami punya visi yang sama untuk meraih medali emas yang sudah lama dinantikan. Kami meyakini ini momentum yang tepat dan ditambah mental pemain yang begitu kuat dalam situasi apapun.

Kami mampu sapu bersih kemenangan di babak penyisihan grup. Hasil bagus ini meningkatkan moral, mental kami, bahwa kami punya mental pemenang, mental juara.

Bukan bermaksud sombong tetapi kita harus optimis. Kami dapat modal sapu bersih kemenangan di penyisihan grup, kebobolan sedikit ditambah saat babak semifinal mengalahkan Vietnam dengan 10 pemain. Saya punya optimisme pribadi, saya rasakan tim ini akan juara ketika itu. Bukan takabur lho ya.

Itu mental pemain, fighting spirit pemain terlihat di sana saat menang lawan Vietnam. Di final, kami staf pelatih lebih memotivasi pemain, kami bicara kepada pemain bahwa kita bisa, bangsa Indonesia bisa juara.

Saya kan, karena mungkin mantan pemain juga, pernah merasakan apa yang mereka rasakan terutama pemain di pertahanan. Saya coba memberikan motivasi kepada mereka sesuai pengalaman yang saya punya.

Seperti Haykal [Alhafiz] yang menggantikan peran [Pratama] Arhan. Itu momentum krusial bermain di final dan bukan hal yang gampang buat dia. Pendekatan yang saya lakukan kasih motivasi pemain khususnya Haykal. Kan waktu di final itu Haykal juga mainnya tidak jelek.

Bisa dilihat juga kondisi puncak pemain di laga ini, mereka bermain luar biasa. Terlepas dari insiden yang terjadi dengan Thailand, begitu juga dengan sikap emosional yang muncul tetapi kebanggaan untuk mendapatkan medali emas tinggi sekali. Perjuangan pemain sangat luar biasa. Saya benar-benar bangga dan senang pastinya.

Sejatinya ada enam pemain di Timnas Indonesia U-22 kemarin yang sudah saya kenal dengan baik saat dipercaya menangani Indonesia All Star di Bali tahun 2019. Saya bersama Sahari Gultom waktu itu pelatihnya. Ada [Rizky] Ridho, Bagas [Kaffa, Ernando Ari [Sutaryadi], dan juga [Alfeandra] Dewangga. Itu programnya Pak Gede [Widiade] sebagai manajer tim.

Ketika itu di sektor belakang ada Bagas, bek tengahnya Dewangga sama Ridho, kemudian ada Beckham [Putra] di tengah. Ada lima pemain itu dan di lini depan ada [Irfan] Jauhari. Banyak pemain sudah bersama dengan saya sebelumnya. Jadi ini bukan kebetulan ya, memang takdir disatukan sama Tuhan untuk jadi juara ya alhamdulillah.

Ndilalah itu jadi kuat begitu chemistry-nya. Saya sudah pasrah sebenarnya saat semifinal dan final itu. Kalau Tuhan kasih kami juara, ya alhamdulillah memang pemain sudah berjuang mati-matian.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Kisah Awal Mula Diajak Indra Sjafri

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN :
Purdjianto
RajaBackLink.com

More Similar Posts

No results found.
RajaBackLink.com
Postingan Lainnya
RajaBackLink.com