Jakarta, CNN Indonesia —
Ada tiga macam jenis tali pengikat helm yang perlu Anda pahami sebagai pengguna sepeda motor. Masing-masing jenis tali tersebut punya kelebihan tersendiri, namun hanya satu yang dianggap paling aman.
Untuk diketahui, tali penguncian helm merupakan bagian penting untuk menunjang keselamatan penggunanya. Tanpa penguncian yang melingkar pada sekitar dagu, helm bisa terlepas dari kepala justru pada saat paling dibutuhkan ketika kecelakaan.
Berikut tiga macam jenis helm yang ada di Indonesia.
Quick Release
Tali dan pengunci helm model ini umum digunakan pada helm-helm open face dan full face bakal kebutuhan touring. Jenis penguncian ini juga memiliki kelebihan di mana melepas dan memasangnya cukup mudah seperti gesper.
Penguncian helm jenis ini juga biasanya terbuat dari besi sampai berbunyi “klik”, sebagai tanda jika tali helm sudah terkunci dan aman digunakan. Sayangnya model tali ini sangat tidak cocok untuk digunakan bakal keperluan balap.
Micro Lock
Penguncian helm ini memiliki ciri khas ujung tali model gesper bergerigi dan ketika dikunci cukup dimasukkan ke dalam rumah pengunciannya. Kemudian melepasnya hanya dengan menekan tuas saja.
Sayangnya, material tali dan kunci helm ini sangat sederhana dan biasanya terbuat dari plastik. Biasanya, tali dan pengunci helm model ini digunakan pada helm standar, harga terjangkau dan cocok digunakan berkendara jarak dekat saja.
Double D-ring
Dinamakan Double D-ring, sebab penguncian ini memiliki dua buah cincin berbentuk huruf “D”, namun cara menguncinya berbeda dari dua model sebelumnya.
Tali dimasukkan ke kedua D-ring kemudian diselipkan di salah satunya. Lantas tali dikunci ke pengunciannya.
Cara pakainya cukup rumit tetapi efektif menjaga tali tak terlepas. Model penguncian ini banyak digunakan untuk helm full face trail hingga balapan lainnya namun kini sudah banyak terdapat di helm-helm premium.
Mana yang paling aman?
Brand Manager helm JPX Salomon Manalu menjelaskan jenis penguncian helm yang dinilai paling aman adalah Double D-ring. Hal tersebut karena model penguncian ini mengikat tali dan semakin ketat ketika ada tekanan akibat benturan.
“Jadi kalau ada hentakan besar, tali ini yang menahan. Jadi secara kekuatan memang maksimal pakai double d-ring,” kata Salomon saat ditemui di sela peluncuran helm terbaru JPX di GIIAS 2023, Sabtu (12/8).
Ia mengatakan hal berbeda tak akan terjadi pada helm dengan model tali lainnya, di mana komponen pengunciannya lebih ringkih menahan kepala, terlebih ada tekanan yang kuat.
“Belum lagi kalau usia pakainya sudah lama, dan material komponen penguncian (Quick Release dan Micro Lock) sudah aus. Itu ada kemungkinan akan gagal menahan,” ungkap Salomon.
Kendati demikian, sistem penguncian double D-Ring saat ini belum banyak dikenal oleh pengendara di Indonesia. Selain itu cara pakai model penguncian tersebut juga lebih sulit, apalagi saat pengendara sudah menggunakan sarung tangan.
“Jadi ya model ini memang belum banyak orang terbiasa apalagi ketika pakai sarung tangan,” ucap dia.
(fea)
