0

Sonita Lontoh, Perempuan Indonesia di Silicon Valley

sonita-lontoh,-perempuan-indonesia-di-silicon-valley

CNN Indonesia

Rabu, 07 Jun 2023 19:17 WIB

Bagikan :  

Sonita Lontoh menjadi komisaris di 2 perusahaan internasional AS. Meski wanita dan ras Asia, itu tak menjadi penghambat karirnya. Sonita Lontoh menjadi komisaris di 2 perusahaan internasional AS. Meski wanita dan ras Asia, itu tak menjadi penghambat karirnya. (CNN INDONESIA/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia

Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan besar kelas internasional, mungkin merupakan impian banyak orang. Apalagi, jika perusahaan tersebut bergerak di bidang yang disukai.

Bekerja jadi terasa menyenangkan karena bukan sekadar mencari cuan atau jabatan tertentu. Semua dikerjakan dengan gairah dan kecintaan.

Hal itulah yang dirasakan Sonita Lontoh. Perempuan berdarah Minahasa-Minangkabau itu sudah berkarir di Silicon Valley Amerika Serikat (AS) selama lebih dari 20 tahun.

Kini, ia tengah mengemban jabatan board member atau setara komisaris di perusahaan terbesar di bidang teknologi hijau, solar dan baterai, yakni Sunrun. Perusahaan tersebut memiliki pendapatan sebesar US$2 miliar.

Sonita juga menjabat posisi yang sama di TrueBlue, sebuah perusahaan global di bidang workforce solutions dengan revenue US$3 miliar.

Sebenarnya, keputusannya hijrah dari Jakarta ke AS bukan ujug-ujug. Sonita membulatkan tekad pindah dari Jakarta ke Berkeley, AS, untuk berkuliah di Universitas California pada akhir 90-an.

Langkah ini merupakan impiannya sejak di bangku SMA. Sonita ingin mengembangkan dirinya sesuai dengan hal yang ia suka, yakni dunia sains dan teknologi. Ia juga menyukai bisnis. Oleh sebab itu, di Universitas California Sonita mengambil jurusan industrial engineering dan operation research.

Karirnya di AS dimulai setelah lulus kuliah. Sonita sempat mendirikan perusahaan gim online bersama teman-temannya. Perusahaan itu pun akhirnya dijual ke pengusaha Taiwan. Selepas itu, ia sempat bekerja di bidang konsultan, sebelum memutuskan untuk studi lagi.

“Saya merasa kayaknya waktunya pas untuk balik sekolah lagi soalnya masih muda, belum terlalu tua. Sudah ada pengalaman sedikit jadi saya bisa untuk kembali lagi ke sekolah lagi,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/5).

Sonita pun melanjutkan pendidikan lagi hingga mendapat gelar Magister Teknik, Rantai Pasokan, dan Logistik di Massachusetts Institute of Technology.

Sebelum menjabat komisaris di Sunrun dan TrueBlue, ia beberapa kali mencicipi posisi top management perusahaan teknologi raksasa. Sebut saja, Trilliant, Siemens, hingga HP.

Pencapaiannya menjadi komisaris bisa dibilang mendobrak kebiasaan. Ia bercerita di AS seseorang biasanya menjadi komisaris di umur 65 tahun ke atas lantaran yang dipilih untuk posisi itu umumnya adalah mereka yang kenyang dengan pengalaman sebagai CEO perusahaan publik.

Sonita mengaku diangkat menjadi komisaris berkat kinerja di perusahaan-perusahaan sebelumnya. Contohnya ketika di Siemens, ia dengan apik menerapkan teknologi untuk untuk hal-hal baru. Dari situ namanya diperbincangkan. Hingga suatu hari, aa mendapat panggilan telepon dari perusahaan energi yang tertarik meminangnya sebagai komisaris.

“Mereka mau ngomong sama saya, tertarik untuk ngomong sama saya untuk interview karena mereka sudah melihat beberapa karya saya,” tutur Sonita.

Lanjut ke halaman sebelah…

Wanita dan bukan kulit putih tak jadi penghalang karir

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN :

Bagikan :  

Sonita
RajaBackLink.com

More Similar Posts

No results found.
RajaBackLink.com
Postingan Lainnya
RajaBackLink.com